Jakarta,Melihat potensi yang dimiliki Indonesia dan Korea
Selatan, peluang kerjasama pertahanan kedua negara di masa mendatang dapat
dikembangkan untuk menjangkau kearah yang lebih luas lagi. Salah satu bidang
yang cukup menjanjikan adalah di bidang teknologi komunikasi dan informasi.
Ancaman keamanan glabal yang sedang berkembang saat ini adalah
cyber-attack, dalam hal ini Indonesia dan Korea Selatan dapat
mengembangkan kerjasama di bidang cyber warfare.
Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI) Letjen TNI Budiman,
Kamis (2/5) saat menjadi pembicara kunci pada seminar “2013 ROK-RI Security
& Defence Seminar” di Jakarta.
Sekjen Kemhan RI lebih lanjut mengatakan,
Indonesia dan Korsel telah menjalin kerjasama pertahanan dalam berbagai bidang
kegiatan. Dalam beberapa tahun terakhir, komunikasi serta kunjungan antar
pejabat tinggi pertahanan dan angkatan bersejata kedua negara meningkat cukup
signifikan.
“Kerjasama pertahanan kedua negara juga terjadi
di bidang lainnya antara lain pendidikan, kerjasama logistik, akuisisi dan
industri pertahanan. Di bidang pendidikan, kerjasama kedua negara berlangsung
antara lain melalui pertukaran peserta didik termasuk instruktur dan
infrastruktur pendidikan bahasa”, tambahnya.
Kegiatan ini, memberikan manfaat bagi kedua
negara dalam memperkokoh hubungan pertahanan, karena para alumni tersebut
merupakan asset penting yang berperan dalam terselenggaranya People-to-People
Links.
Menurut Sekjen Kemhan RI, bahwa peningkatan
hubungan kedua negara tersebut juga tidak terlepas dari aktifitas akuisisi
peralatan militer produk Korsel yang dilakukan oleh Kemhan RI. Sejauh ini
Indonesia telah melakukan pengadaan Alutsista yang disertai alih teknologi
seperti pembuatan Landing Platform Dock (LPD), pembelian pesawat tempur
dan latih, kapal selam, kendaraan taktis dan tempur beserta suku cadangnya.
Pihak Korsel juga melakukan pembelian pesawat
CN-235 versi militer, serta pemberian hibah Landing Vehicle-Tracked Personel
(LVTP-7A1) kepada Indonesia, termasuk peralatan militer lainnya.
Diungkapkan Sekjen Kemhan RI, dalam beberapa
tahun terakhir kebijakan pertahanan Indonesia khususnya menyangkut modernisasi
Alutsista TNI, banyak mengarah kepada Alutsista buatan Korsel. Beberapa faktor
yang mendorong kebijakan tersebut, selain karena hubungan kerjasama pertahanan
yang erat, juga karena kualitas teknologi industri pertahanan Korsel yang mampu
bersaing dengan teknologi negara-negara maju lainnya.
Dengan kemajuan teknologi industri pertahanan
yang dimiliki Korsel, maka tema seminar ”The future of ROK-RI security and
defence cooperation”, harus dapat diterjemahkan ke dalam wujud yang konkrit
dan memberi efek peningkatan kemampuan bagi kemajuan industri pertahanan di
Indonesia.
Melalui kegiatan akuisisi alat peralatan,
diharapkan dapat meningkatkan proporsi Transfer of Teknology (ToT) bagi
kemajuan industri pertahanan di Indonesia, dan mengembangkan usaha-usaha bersama
menyangkut produksi serta investasi bersama (joint production/joint
investment) terutama yang diprioritaskan pada beberapa jenis Alutsista yang
banyak digunakan oleh TNI misalnya kendaraan tempur, kapal selam, persawat
tempur dan peluru kendali.
Oleh karena itu, guna meningkatkan prospek
keberhasilannya, sasaran dan perencanaan program-program kerja sama tersebut
peru dituangkan secara jelas dalam suatu roadmap atau workplan,
berikut dengan kemungkinan kedala-kendala yang akan dihadapi sehingga memberikan
ruang bagi pertimbangan dan perhitungan yang lebih matang dang realistis.
Seminar “2013 ROK-RI Security & Defence
Seminar” diselenggarakan oleh pemerintah Korsel melalui Kedutaan Besar
Korsel di Indonesia dan Korea Institute Defence Analysis (KIDA) dalam
rangka memperingati hubungan diplomatik dan persahabatan Indonesia dan Korsel
yang telah genap berusia 40 tahun.
Seminar tersebut dibuka oleh Presiden KIDA
Dr. Bang Hyo-bok dihadiri beberapa pejabat tinggi Kemhan, Mabes TNI dan Mabes
Angkatan serta sejumlah pejabat pemerintah Korsel. Hadir pula Duta Besar Korsel
untuk Indonesia Kim Young-Sun.