Cari Disini

Pertahanan Udara Nasional

Pertahanan Udara Nasional
(Penulis Hendra Nugroho)
Daftar isi
  • Keamanan Nasional
  • Pertahanan Udara Nasional
  • Alutsista Pertahanan Udara
  • Pertahanan Udara Difensif
  • Pertahanan Udara Ofensif
  • Pesawat Pencegat& Superioritas Udara
  • SAM
  • Pertahanan Anti Rudal Balistik
  • Pertahanan Melalui Pencegahan

Keamanan Nasional
Pentingnya Keamanan Nasional harus ditunjang Alutsista yang memadai sehingga upaya dalam pertahanan akan maksimal,beratnya tugas yang diemban oleh TNI dalam setiap oprasional pengamanan wilayah NKRI dan dengan keterbatasan anggaran diharapkan pihak pemerintah dan Masyarakat mendukung penuh TNI ,salah satu tugas pokok TNI adalah mengamankan wilayah udara NKRI dari ancaman kekuatan asing yang bertujuan menggangu stabilitas kemanan nasional.pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara diselenggarakan untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman dan gangguan baik yang datang dari luar maupun yang timbul di dalam negeri, Ciri era globalisasi adalah frekuensi interaksi tetap yang makin intensif. Dalam konteks tersebut pelibatan pertahanan negara dalam hubungan antar negara akan lebih meningkat dari waktu-waktu sebelumnya.
Pertahanan negara adalah Kebijakan Pertahanan Indonesia dalam mengelola pertahanan negara serta pandangan bangsa Indonesia di bidang pertahanan dalam memposisikan diri dalam konteks global dan regional. Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.
Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan suatu Negara dalam menangkal segala upaya ancaman.Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit yang sensitif,misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi dan pelatihan Pada Satuan terdapat pada TNI, pertahanan udara, pertahanan rudal. Tindakan, taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk menentang atau membalas serangan.
Stabilitas keamanan lingkungan strategis menjadi bagian dari kepentingan nasional Indonesia sehingga Indonesia berkepentingan untuk mencermati perkembangan situasi yang mengancam perdamaian dunia dan stabilitas regional agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat. Indonesia juga menyadari bahwa keamanan nasionalnya menjadi bagian dari kepentingan strategis negara-negara lain. Oleh karena itu, penyelenggaraan fungsi pertahanan negara Indonesia diarahkan untuk mewujudkan stabilitas keamanan nasional yang kondusif bagi stabilitas regional dan global.
Dinamika lingkungan keamanan strategis pada saat ini mengisyaratkan tantangan yang besar dan kompleks bagi pertahanan negara dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Ancaman yang dihadapi pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan negara,keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa semakin berkembang menjadi multidimensional, fisik dan nonfisik, serta berasal dari luar dan dari dalam negeri.
Kondisi yang kondusif di kawasan saat ini seharusnya tidak lalu membuat Indonesia terutama TNI mengabaikan kesiapsiagaannya dalam membangun kemampuan bangsa untuk melindungi NKRI. Oleh karena itu, di sektor pertahanan negara harus terus dipersiapkan dengan memadukan kemampuan pertahanan militer Tri Matra.
Oleh karena itu,Pemerintah harus mengutamakan pembangunan di sektor pertahanan Negara yang harus terus dipersiapkan dengan memadukan kemampuan pertahanan militer  untuk menangkal setiap kemungkinan ancaman serta apabila kondisi memaksa, mampu menghadapi segala perubahan situasi kawasan dan wilayah Nasonal.
Dinamika interaksi global juga berimplikasi terhadap tantangan keamanan nasional dengan mengemukanya isu-isu keamanan baru yang berdimensi ancaman keamanan lintas negara. Dalam beberapa tahun terakhir, intensitas ancaman keamanan lintas negara menunjukkan angka yang cukup signifikan dan telah mengancam ketenangan dan kenyamanan hidup manusia. Bagi Indonesia ancaman keamanan lintas negara menjadi salah satu tantangan untuk ditanggulangi secara serius dengan menggunakan pendekatan lintas lembaga, baik secara nirmiliter maupun militer.
Indonesia juga menempatkan isu-isu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi-informasi ke dalam lingkup pertahanan negara. Isu-isu tersebut dalam skala tertentu dapat berkembang menjadi isu-isu pertahanan yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, keselamatan, dan kehormatan bangsa.
Di bidang pertahanan dan keamanan kecenderungan perkembangan global mempengaruhi karakteristik ancaman dengan munculnya isu-isu keamanan baru yang memerlukan penanganan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan integratif. Isu-isu keamanan tersebut, antara lain, adalah terorisme, ancaman keamanan lintas negara, dan proliferasi senjata pemusnah massal. Munculnya isu-isu keamanan baru tidak terlepas dari globalisasi, kemajuan teknologi informasi, identitas primordial, serta penguatan peran aktor non-negara.
Pengembangan dan penyebaran senjata pemusnah massal juga menjadi salah satu isu keamanan global yang utama. Pengembangan dan penyalahgunaan senjata pembunuh massal, seperti senjata nuklir, biologi, dan kimia, secara langsung atau tidak langsung dapat mengancam keamanan dunia dan menjadi malapetaka yang dahsyat bagi umat manusia dan lingkungan hidup. Adanya sejumlah negara yang memiliki senjata nuklir mendorong kekhawatiran tentang penyalahgunaannya yang dapat mengancam perdamaian dunia.
Pada saat ini Pengembangan,pengunaan dan peluncuran rudal jarak menegah maupun rudal antar benua oleh beberapa Negara menjadi salah satu isu keamanan global dan nasional,ujicoba termasuk peluncuran rudal dengan mengunakan wilayah udara Negara lain atau wilayah hukum internasional dapat meningkatkan ketegangan antar Negara,banyak Negara yang merasa terancam keamanan dalam negrinya akibat ujicoba rudal yang arogan.uji rudal dengan melakukan peluncuran secara sepihak dan dengan menggunakan wilayah udara maupun laun internasional secara arogan berdampak pada keamanan Nasional Indonesia,termasuk keselamatan seluruh bangsa Indonesia karena jangkauan senjata sejenis rudal jarak jauh dapat mencapai wilayah Indonesia.
Berakhirnya Perang Dingin menciptakan ketidakpastian di Kawasan Asia Pasifik, yang sangat berkaitan dengan pola hubungan antarnegara serta peran dan intensi mereka di masa depan. Isu keamanan regional masih diliputi oleh konflik potensial, seperti klaim teritorial dan ketegangan militer peninggalan era tersebut. Konflik potensial tersebut dalam derajat tertentu menimbulkan krisis yang mengancam stabilitas keamanan kawasan dan Indonesia. Meskipun secara geografis terjadi jauh dari wilayah Indonesia, beberapa krisis di antaranya membawa dampak terhadap Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung.

Ancaman Militer
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik komunal.
Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentuk-bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah. Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia. Invasi berlangsung secara eskalatif, mulai dari kondisi politik yang terus memburuk, diikuti dengan persiapan-persiapan kekuatan militer dari negara yang akan melakukan invasi.
Agresi juga dapat berupa bombardemen, yakni penggunaan senjata dalam bentuk lain, blokade pelabuhan, pantai, wilayah udara atau seluruh wilayah negara, dan dapat pula berbentuk serangan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat, laut, dan udara. Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah NKRI yang bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian yang telah disepakati merupakan salah satu bentuk agresi yang mengancam kedaulatan negara dan keselamatan bangsa.
Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain untuk melakukan agresi atau invasi terhadap NKRI digolongkan ke dalam ancaman agresi. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah NKRI adalah pelanggaran kedaulatan negara yang dikategorikan sebagai bentuk agresi suatu negara.
Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah.
Indonesia memiliki sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan terhadap aksi sabotase secara langsung dengan mengunakan serangan militer maupun tidak langsung dengan menggunakan pihak lain seperti kelompok separatis atau teroris, sehingga seluuh objek pital harus dilindungi untuk menghindarkan kerugian besar bagi Bangsa Indonesia. Aksi-aksi sabotase tersebut didukung dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak lawan untuk merancang ancaman sehingga memiliki intensitas yang lebih tinggi dan kompleks.
Fungsi pertahanan negara ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap objek-objek vital nasional dan instalasi strategis dari setiap kemungkinan aksi sabotase dengan mempertinggi kewaspadaan yang didukung oleh teknologi yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini.
Bentuk-bentuk gangguan keamanan di laut dan udara yang mendapat prioritas perhatian dalam penyelenggaraan pertahanan negara meliputi pembajakan atau perompakan, penyelundupan senjata, amunisi dan bahan peledak atau bahan lain yang dapat membahayakan keselamatan bangsa, penangkapan ikan secara ilegal, atau pencurian kekayaan di laut, termasuk pencemaran lingkungan.

Kepentingan Nasional
Pada hakikatnya kepentingan nasional Indonesia adalah tetap tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta terjaminnya kelancaran dan keamanan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Kepentingan nasional tersebut diwujudkan dengan memperhatikan tiga kaidah pokok, yakni tata kehidupan, upaya pencapaian tujuan, serta sarana yang digunakan. Tata kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia mencerminkan kesatuan tata nilai yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berketuhanan Yang Maha Esa yang menjunjung tinggi kebinekaan yang ditunjukkan dalam interaksi sosial yang harmonis. Pembangunan nasional merupakan upaya untuk mencapai tujuan nasional yang pelaksanaannya secara berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan berketahanan nasional berdasarkan Wawasan Nusantara. Sebaliknya, sarana yang digunakan dalam mewujudkan tujuan nasional adalah seluruh potensi dan kekuatan nasional yang didayagunakan secara menyeluruh dan terpadu.
Lingkungan strategis, baik global, regional, maupun nasional yang terus berkembang dalam suatu dinamika yang sangat tinggi menuntut penyesuaian diri dengan hakikat perubahan yang terjadi.

Hakikat Pertahanan Negara
Pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kesemestaan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
Upaya pertahanan yang bersifat semesta adalah model yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan strategis bukan karena alasan ketidakmampuan dalam membangun pertahanan yang modern. Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi, model tersebut tetap dikembangkan dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan perannya masing-masing.

Tujuan Pertahanan Negara
Pertahanan Negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Tujuan pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan negara mencakupi upaya untuk menjaga sistem ideologi negara dan sistem politik negara.

Sistem Pertahanan Negara
Pertahanan negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI dengan segala isinya sebagai satu kesatuan pertahanan.

Fungsi Pertahanan Negara
Sistem pertahanan negara Indonesia memiliki tiga fungsi, yakni fungsi penangkalan, fungsi penindakan, dan fungsi pemulihan.

  • Fungsi penangkalan merupakan keterpaduan usaha pertahanan untuk mencegah atau meniadakan niat dari pihak tertentu yang ingin menyerang Indonesia. Fungsi penangkalan dilaksanakan dengan strategi penangkalan yang bertumpu pada instrumen penangkalan berupa instrumen politik, ekonomi, psikologi, teknologi, dan militer.
  • Fungsi penindakan merupakan keterpaduan usaha pertahanan untuk mempertahankan, melawan, dan mengatasi setiap tindakan militer suatu negara yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, serta menjamin keselamatan bangsa dari segala ancaman. Fungsi penindakan dilaksanakan melalui tindakan preemptif, perlawanan, sampai dengan mengusir musuh keluar dari wilayah Indonesia.
  • Fungsi Pemulihan merupakan keterpaduan usaha pertahanan negara yang dilaksanakan baik secara militer maupun nirmiliter, untuk mengembalikan kondisi keamanan negara yang telah terganggu sebagai akibat kekacauan keamanan karena perang, pemberontakan, atau serangan separatis, konflik vertikal atau horizontal, huru-hara, serangan teroris, atau bencana alam.

Kepentingan Strategis Pertahanan Indonesia
Pertahanan negara diselenggarakan untuk mewujudkan kepentingan nasional. Kepentingan strategis pertahanan Indonesia merupakan bagian dari kepentingan nasional dalam menjamin tegaknya NKRI dengan segala kepentingannya. Pertahanan negara memiliki peran dan fungsi untuk mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia dari setiap ancaman dan gangguan, baik dari luar maupun yang timbul di dalam negeri.
Dalam kondisi Indonesia menghadapi tindakan agresi yang dilakukan oleh suatu negara, kekuatan pertahanan negara akan dikerahkan untuk menyelenggarakan peperangan yang pelaksanaannya dilakukan dengan operasi militer perang (OMP). OMP merupakan pilihan terakhir bagi Indonesia serta diselenggarakan untuk membela kepentingan nasional dan menjaga serta melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa.

Pertahanan Udara Nasional
Pertahanan udara adalah upaya pencegahan dan taya tangkal suatu Negara dari upaya propokasi,intervensi,inviltrasi,intimidasi dan invansi dari kekuatan militer Negara asing yang bertujuan menggangu stabilitas keamanan nasional dengan mengunakan atau memanfaatkan wilayah udara sah suatu negara tersebut,Pertahanan Udara Nasional merupakan bagian dari Pertahanan Nasional.
Perlindungan wilayah suatu Negara terutama wilayah udara Indonesia  adalah hal yang harus menjadi prioritas sehingga dapat menekan kekutan asing yang mengancam sekaligus memberikan kemanan dan pelindungan wilayah Negara Republik Indonesia,pertahanan udara dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk mengelar kekuatan yang bersipat opensif seperti Rudal pertahanan dan Pesawat tempur.
Salah satu yang dianggap efektif adalah dengan mengelar alutsista yang memiliki kemampuan tinggi dan canggih dengan jangkauan pengawasan maupun daya tangkal yang jauh untuk melakukan tindakan penghancuran dari sebuah upaya yang mengancam keamanan dan kedaulatan suatu Negara.Alutsista Jenis ini sangat diperlukan dalam melindung keamanan seluruh wilayah Negara Indonesia termasuk ojek Vital dan Cental pemerintahan yang Sah seperti Jakarta.
Perkembangan Kekuatan Udara (Air Power) di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan TNI AU itu sendiri. Beberapa pakar kekuatan udara Indonesia menganalisa kekuatan udara dari karakteristik dan peran kekuatan udara serta kemampuan yang memang mutlak harus diperlukan oleh suatu strategi udara dalam upaya memenangkan pertempuran udara atau paling tidak memaksa musuh untuk mempercepat mengakhiri perang. artikel ini membahas kekuatan udara Sistem Pertahanan Udara Nasional dari Ancaman udara berupa pelanggaran wilayah udara Indonesia dari Negara luar dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memberikan efek daya tangkal.
Pada saat ini telah dilakukan penelitian mengenai pertahanan udara oleh pihak yang memiliki kepentingan atau besangkutan dalam pertahanan keamanan wilayah udara,Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan pengumpulan informasi di media dan internet,dan mengambil beberapa hasil penelitian yang ada sebagai referensi dalam penulisan artikel ini.salah penelitian tak berstruktur (Non-structural Interview) dan mengumpulkan data baik internal maupun eksternal (studi dokumentasi). Adapun sumber data yang didapat adalah sumber data primer yang merupakan hasil wawancara dan sumber data tertulis (data sekunder) yaitu buku, makalah, internet dan dokumen resmi. Teknik analisis data dengan menggunakan Analisi Deskriptif Kualitatif, Studi literature dan Studi Kepustakaan. Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan meningkatkan ketekunan dan member check.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya pelanggaran terhadap wilayah udara Indonesia oleh pesawat-pesawat militer asing dengan melakukan manuver-manuver untuk tujuan provokasi ataupun infiltrasi yang sudah mengganggu keamanan wilayah udara nasional(Diambil dari internet). Untuk menangani hal tersebut, Sistem Pertahanan Udara Nasional dengan kekuatan udara yang dimiliki berkewajiban menegakkan hukum di ruang udara nasional dengan aturan hukum untuk mengatur, mengendalikan dan menjaga kedaulatan di wilayah udara Indonesia yang berada dibawah yurisdiksi Indonesia. Institusi yang berwenang adalah Komando Pertahanan Udara Nasional sebagai Komando Utama (Kotama) Markas Besar TNI melaksanakan Operasi Pertahanan Udara Nasional dalam menangkal, menindak, menghancurkan kekuatan udara lawan yang telah melanggar kedaulatan udara NKRI.
Perlunya gelar kekuatan udara dan Sistem Pertahanan Udara Nasional yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung kesiap siagaan Kohanudnas agar tidak ada lagi blank spot area yang tidak ter-cover oleh Radar Pertahanan Udara ataupun pesawat tempur yang siap mencegat (intercept) pesawat lawan sehingga Bangsa Inonesia dapat merasa aman dari ancaman serangan udara berupa infiltrasi udara, agresi militer ataupun "Pre Emptive Strike" dari pesawat-pesawat militer musuh.
Dengan ketegangan yang terjadi di kawasan LSC membuat wilayah udara Indonesia tidak luput menjadi salah satu lajur lalu lintas dari pesawat militer yang bertujuan dengan konflik di LCS,Militer AS sendiri terlah membuka pangkalan militer di pulau cocos milik Australia yang memiliki jarak kurang lebih 800 km dari perbatasan Indonesia,untuk itu pertahanan udara anti pesawat maupun anti rudal yang dimiliki harus ditingkatkan untuk menjaga keamanan wilayah udara Indonesia,karena konfil LCS akan membawa dampak pada wilayah NKRI.
Jenis Pertahanan Udara dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pertahanan bersifat Difensif dan Ofensif,pertahanan Difensif meliputi pertahanan wilayah udara dengan mengutamakan pengawasan dan pendekatan,tanpa menggunakan tindakan agresif yang dapat memicu tindakan konfrontasi dengan pihak asing,pertahanan difensif dilakukan dengan mengunakan alutsista seperti radar peringatan dini,pesawat tempur dan pesawat pengintai meliputi seluruh wilayah udara Indonesia.pertahanan udara Ofensif merupakan opsi dimana Militer mengelar system pertahanan udara di seluruh wilayah suatu Negara untuk mencegah dan menghancurkan setiap tindakan yang bersifat agressi yang membahayakan keamanan Negara Indonesia.
Pada perkembangnya pengunaan teknologi dalam Peperangan elektronik (Electronic Warfare) dikawasan akan menjadi ancaman bagi keamanan Nasional Indonesia.sehingga kemampuan teknologi dan SDM harus mendapat perhatian untuk ditingkatkan. Peperangan elektronik (Electronic Warfare) dapat digunakan untuk mengacaukan jalur pelayaran dan penerbangan sipil maupun militer hingga mengancam dan membahayakan.pada saat ini Peperangan elektronik telah menjadi bagian dan strategy dalam militer sebuah Negara dan pengunaan teknologi tersebut akan semakin meningkat.

Alutsista Pertahanan Udara
Wilayah udara nasional Indonesia yang sangat luas merupakan tantangan bagi kekuatan pertahanan matra udara untuk mengamankannya. TNI Angkatan Udara (TNI AU) memiliki tugas pokok menjaga kedaulatan Negara khususnya di wilayah udara. Dengan kondisi geografis wilayah Indonesia yang sangat luas dan potensi konflik yang rawan terjadi dengan pihak asing, maka dibutuhkan suatu Sistem Pertahanan Udara Nasional (Sishanudnas) yang memadai, yang dapat menjamin keamanan wilayah udara nasional.
Alutsista Pertahanan udara dapat di tentukan berdasarkan jenis pertahanan yaitu difensif dan ofensif,Radio Detecting and Ranging (radar) merupakan salah satu Alat Utama dan Sistem Persenjataan (Alutsista) yang dimiliki oleh TNI AU. Pada saat ini Satuan Radar (Satrad) TNI AU berjumlah 19 dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Dalam dunia militer radar digunakan untuk memonitor lalu-lintas pesawat militer , memantau pergerakan pesawat asing yang masuk ke wilayah negara kita dan mengamati daerah perbatasan terhadap ancaman pesawat asing dan turut juga juga membantu dalam lalu lintas pesawat sipil.
Hal itu disebabkan oleh kondisi Alutsista yang sebagian besar sudah melampaui dan akan berakhir masa pakainya. Alutsista pertahanan matra udara memiliki kekhasan yang sangat terikat dengan ketentuan kelaikan operasional yang ditentukan pabrik pembuatnya sehingga tidak mungkin menunda-nunda penggantian atas Alutsista berkategori demikian.
Di samping Alutsista yang usianya kritis, seperti diuraikan di atas, pertahanan matra udara tidak mungkin mengandalkan kemampuan pesawat tempur semata, tetapi juga harus didukung oleh alat penginderaan jarak jauh. Satuan radar untuk pertahanan udara belum dapat tercukupkan sampai dengan saat ini sehingga pengamatan terhadap ruang udara belum maksimal.
Bersamaan dengan usaha-usaha untuk penggantian terhadap Alutsista yang telah habis masa pakainya, juga diarahkan untuk mengisi kekosongan sistem pengamatan udara jarak jauh bagi unsur-unsur satuan radar pertahanan udara.
Dalam melakukan efisiensi anggaran pihak yang berkepentingan dalam pertahanan udara dapat membatasi pemborosan ,menyederhanakan system dan memaksimalkan pengunaan alutsista pertahanan udara pada jenis alutsista seperti radar militer,pesawat tempur,pesawat AWACS,dan rudal anti pesawat(SAM) maupun anti rudal balistik,hal ini dilakukan untuk memperjelas konsep pertahanan udara jangka panjang dan pentingnya alutsista yang dimaksud dalam Pertahanan Udara suatu negara.kesadaran pentingnya membangun pertahanan udara nasional merupakan modal awal untuk menuju kekuatan maksimal,karena dampak dari kesadaran akan membentuk sebuah konsep awal pertahanan udara yang kuat dan canggih.
Peluru kendali darat ke udara (bahasa Inggris: surface-to-air missile, SAM) adalah alutsista yang sering digelar untuk melindungi wilayah udara maupun darat dan memiliki banyak dampak psikiologis,termasuk  memberikan peringatan kepada kekuatan asing yang ingin melakukan tindakan yang mengancam suatu wilayah dimana jenis alutsista ini digelar,sehingga sehingga akan meminimalisir ancaman yang ada terhadap wilayah tersebut dimana Alutsista ini di tempatkan,SAM dirancang untuk ditembakkan dari darat atau dari kapal permukaan untuk menghancurkan target di udara, seperti pesawat dan helikopter termasuk rudal balistik.SAM pada daratan terpasang pada instalasi tetap atau pada kendaraan peluncur. SAM yang paling kecil dapat ditembakkan oleh satu orang(perorangan), yaitu menggunakan peluncur yang ditembakkan dari atas bahu. SAM jenis ini disebut Sistem Pertahanan Udara Man-Portable (Man-Portable Air Defence Systems, ManPADS).
ManPADS buatan Soviet sudah banyak diekspor ke seluruh dunia, dan masih dapat ditemukan sampai sekarang.Negara-negara lain juga sudah mulai membuat ManPADS mereka masing-masing.Kendaraan peluncur yang membawa SAM bisa menggunakan roda biasa maupun roda rantai. Kendaraan ini biasanya dirancang khusus untuk menembakkan SAM. SAM yang lebih besar ditembakkan oleh peluncur tetap, yang digerakkan dengan diderek.system pertahanan Udara dan pertahanan Rudal merupakan control wilayah udara dengan mengunakan system senjata terkendali.
dengan perkembangan saat ini SAM juga sangat lazim terpasang pada kapal perang dengan ukuran dan klas tertentu. Semua kapal perang pada dasarnya dapat dipasang SAM, bahkan SAM dalam angkatan laut sangat di butuhkan dalam memberikan perlindungan terhadap kapal dan awaknya,TNI AL membutuhkan pertahanan udara untuk semua kapal perang garis depan untuk meminimalisir ancaman dan intimidasi memalui wahan udara.
Beberapa kapal perang juga dibuat khusus di bangun untuk melakukan peperangan anti pesawat udara, misalnya kapal cruiser kelas Ticonderoga milik militer AS yang dipersenjatai sistem tempur Aegis.Target untuk SAM yang diluncurkan dari kendaraan atau kapal biasanya didapatkan dengan bantuan radar, lalu ditembakkan setelah target "terkunci". Calon target akan diidentifikasi terlebih dulu, apakah itu adalah teman atau musuh.Pada awal 1960-an, penyebaran dari SAM telah memiliki kemampuan kecepatan tinggi dan dengan jangkauan penerbangan pada ketinggian dalam pertempuran. Cara untuk  menghindari technology saat itu adalah dengan terbang lebih rendah, di bawah diteksi line-of-sistem radar&rudal. .
SAM berkembang pesat pada 1960-an.pada awal 1960 banyak pesawat dapat menghindari SAM dengan melakukan penerbangan rendah karena keterbatasan kemampuan rudal yang besar dan mobilitas,maneuver rudal,tetapi dengan perkembangan technology sejak pertengahan 1960-an hampir semua angkatan bersenjata modern yang memiliki rudal jarak pendek yang dipasang di truk atau light armor yang bisa bergerak dengan angkatan bersenjata mereka dilindungi. Contoh termasuk 2K12 Kub (SA-6) dan 9K33 Osa (SA-8), MIM-23 Hawk , Rapier , Roland dan crotale .
Pengenalan rudal laut-skimming di akhir 1960-an dan 1970-an menyebabkan penambahan desain rudal klas menengah dan jarak pendek untuk pertahanan terhadap target tersebut. Inggris Sea Cat adalah sebuah contoh awal yang dirancang khusus untuk menggantikan Bofors 40 mm gun , dan menjadi operasional titik pertahanan pertama SAM. Pada militer Amerika, RIM-7 Sea Sparrow dengan cepat berkembang  menjadi berbagai macam desain,dan digunakan  oleh sebagian besar angkatan laut. Banyak dari teknology ini diadaptasi dari desain prototaiv sebelumnya, tetapi kebutuhan khusus dari peran angkatan laut telah mengakibatkan banyak rudal berkemampuan khusus.
Pada saat ini pengembangan pesawat siluman memang cukup pesat,beberapa Negara telah memiliki pesawat berteknoloy siluman dan terus mengembangkan jenis pesawat ini dan bahkan Militer AS telah mengunakan pesawat siluman sejak tahun 80 han,pesawat siluman dirancang untuk tidak dapat di diteksi oleh radar,menghindarai diteksi radar  sehingga tidak dapat dilakukan penembakan dengan mengunakan SAM,akan tetapi saat ini kemampuan radar yang semakin canggih dan system pertahanan udara yang terus berkembang sehingga memiliki kemampuan untuk mendeteksi sebuah pesawat siluman dan menghancurkannya.saat ini Negara Rusia dan China terbukti memiliki teknologi yang memiliki kemampuan dapat mendeteksi pesawat siluman dan terus melakukan pengembangan untuk memperkuat pertahanan udara mereka dari setiap ancaman.hal ini akan mengubah kestrategisan di kawasan karena kurang efektifnya kemampuan pesawat siluman termasuk akan mendorong Negara-negara maju mengembangkan technology pesawat siluman yang lebih baik,oleh karena itu pada masa akan datang pengunaan dan pengembangan pesawat jenis siluman akan semakin baik dan meningkat dikawasan Asia-Pasifik,hal itu akan Berdampak pada kinerja alutsista yang digunakan oleh TNI termasuk dalam pertahanan udara.
Sistem pertahanan udara dan pertahanan rudal yang canggih tidak hanya merupakan bagian integral untuk menjaga kemananan negara,sitem jenis ini harus memiliki kemampuan untuk melindungi sebuah negara dari pesawat musuh berbagai jenis dengan kemampuan yang semakin baik termasuk rudal kecepatan yang tinggi, tetapi juga sebagai alat pencegah (efek deterrence). Efektivitas serangan dan hasil perang  sangat tergantung pada karakteristik dan kinerja dari rudal SAM (surface-to-air / permukaan-ke- udara) yang digunakan.
Dalam beberapa kasus,keberadaan alutsista jenis ini akan memaksa lawan untuk merevisi rencana  untuk melakukan intervensi maupun invansi militer sekala besar,namun terkadang keberadaan alutsista seperti ini juga menjadi penyebab gesekan antara kedua negara. Hampir semua negara, besar atau kecil, mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk melindungi wilayah mereka. Dan sistem pertahanan udara seperti ini menjadi sangat penting bagi negara-negara yang memiliki nuklir
Kekuatan TNI AU dikembangkan dengan membangun kekuatan udara yang berdaya tangkal yang mampu memberikankan perlindungan bagi matra darat dan laut. Dalam bidang organisasi, kekuatan operasional TNI AU dengan dua Koopsau (Komando Operasi Angkatan Udara) belum menjadi kekuatan yang secara minimum dapat mengamankan wilayah udara NKRI. Dalam rangka memenuhi kekuatan minimum, sasaran pembangunan kekuatan TNI AU diarahkan pada pengembangan organisasi Koopsau yang lebih rasional, termasuk secara bertahap memperbarui pesawat-pesawat dan Alutsistanya yang kebanyakan sudah jauh ketinggalan. Dalam hal ini, pesawat-pesawat tempur yang telah habis masa pakainya diprioritaskan penggantiannya. Dalam bidang kemampuan, meningkatkan satuan buru sergap, satuan angkut, satuan radar, dan satuan latih menjadi perhatian untuk ditingkatkan. Satuan buru sergap dibangun untuk mencapai sembilan Skuadron Tempur yang terdiri dari pesawat-pesawat tempur yang berdaya sergap tinggi, yang didukung dengan satuan pendukung yang andal.
Kekuatan Satuan Angkut dan kekuatan Tempur TNI AU menjadi tumpuan dalam penyelenggaraan operasi militer yang bersifat Tri-Matra. Kondisi satuan angkut TNI AU sangat jauh dari tuntutan kebutuhan, terutama karena aset yang ada sudah sangat tua. Pembangunan Satuan Angkut dilaksanakan dengan memaksimalkan pengadaan pesawat dan peralatan pendukungnya dari produksi dalam negeri.sementara Kemapuan pesawat tempur maupun pesawat penyarang sebagai pendukung utama termasuk perlindungan bagi kekutan tingga matra masih sangat kurang dan perlu penambahan alutsista tersebut.pesawat sukhoi yang dimiliki oleh TNI AU merupakan tulang punggung sebagai penjaga wilayah udara Indonesia karena kemampuan pesawat tersebut yang lebih unggul dari pesawal lain yang sekelasnya.
Indonesia sudah seharusnya memulai konsep dan membangun pertahanan udara nasional dengan mendorong pertahanan udara berbasis darat sebagai salah satu unsur kekuatan pertahanan udara nasional.kemampuan alutsista basis darat diharapkan tumbuh dan memiliki peranan dalam menghentikan upaya yang berupa ancaman militer termasuk pencegahan(psikiologis) kepada pihak asing yang berniat mengancam keamanan dan kepentingan Nasional indonesia.teknologi dan alutsista yang akan digunakan  mempertimbangkan kemampuan dan bebasnya tekanan politik maupun embargo senjata.

Penerapan Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Di dalam pasal 10 huruf e Undang-undang RI Nomor. 43 tahun 2008 disebutkan, bahwa dalam pengelolaan wilayah negara dan kawasan perbatasan, maka Pemerintah berwenang untuk memberikan izin kepada penerbangan internasional untuk melintasi wilayah udara teritorial pada jalur yang telah ditentukan. Terkait dengan keberadaan ADIZ Indonesia, maka perlu adanya identifikasi penerbangan internasional sebelum memasuki wilayah udara teritorial, sehingga dapat diketahui apakah penerbangan internasional memiliki izin atau tidak untuk mengadakan penerbangan.

Dengan adanya identifikasi tersebut akan mencegah adanya pelanggaran wilayah udara, sehingga dapat menjamin keamanan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penerapan Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.
Dalam pasal 5 UU RI Nomor 1 tahun 2009, dinyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdaulat penuh dan eksklusif atas wilayah udara Republik Indonesia. Salah satu wujud penegakkan hukum udara adalah penerapan ketentuan ADIZ Indonesia sebagai zona identifikasi bagi pesawat udara asing. Indonesia sebagai negara berdaulat mempunyai hak untuk menetapkan ADIZ untuk kepentingan pertahanan wilayah udara.

Pertahanan Udara Difensif
Peperangan elektronik (Electronic Warfare) adalah tindakan yang melibatkan penggunaan spektrum elektromagnetik atau energi diarahkan untuk mengendalikan spektrum, menyerang musuh, atau menghambat serangan musuh melalui spektrum. Tujuan dari peperangan elektronik adalah untuk menyangkal,mengurangi keuntungan dan keunggulan lawan, dan untuk menjamin akses yang baik tanpa hambatan , spektrum EM. EW dapat diterapkan dari udara, laut, darat, dan ruang dengan sistem berawak dan tak berawak, dan dapat menargetkan manusia, komunikasi, radar , atau aset lainnya.Pada perkembangan saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Elektronika sering digunakan dalam kegiatan dan Operasi Militer seperti dalam sistem komunikasi, sistem penginderaan, sistem kontrol jarak jauh, sistem kendali tembak, sistem senjata dan sistem-sistem lainnya. Oleh karena itu,Pernika merupakan penggunaan sistem elektronika termasuk gelombang elektromagnetik, infra red, elektro optical untuk mengacaukan sistem elektronika lawan dan untuk melindungi sistem elektronika sendiri, sehingga dapat memperoleh keunggulan medan pertempuran elektronika dan diharapkan dapat menurunkan daya tempur lawan dan meningkatkan daya tempur sendi.

Aplikasi peperangan elektronik
Peperangan elektronik adalah setiap aksi militer yang melibatkan penggunaan spektrum EM untuk memasukkan energi diarahkan (DE) untuk mengontrol spektrum EM atau untuk menyerang musuh. Hal ini tidak terbatas pada frekuensi radio atau radar tetapi mencakup IR, terlihat, ultraviolet, dan bagian-bagian yang jarang digunakan lain dari spektrum EM. Ini termasuk perlindungan diri sendiri, kebuntuan, dan jamming pendamping, dan serangan antiradiation. EW adalah alat khusus yang meningkatkan banyak fungsi udara dan ruang di berbagai tingkatan konflik.
Tujuan EW adalah untuk menyangkal keuntungan lawan dalam spektrum EM dan menjamin akses tanpa hambatan  ke bagian EM spektrum lingkungan informasi. EW dapat diterapkan dari udara, laut, darat, dan ruang dengan sistem berawak dan tak berawak. EW digunakan untuk mendukung operasi militer yang melibatkan berbagai tingkat deteksi, penolakan, penipuan, gangguan, degradasi, perlindungan, dan kehancuran.
EW memberikan kontribusi bagi keberhasilan operasi informasi (OI) dengan menggunakan taktik dan teknik ofensif dan defensif dalam berbagai kombinasi untuk membentuk, mengganggu, dan mengeksploitasi penggunaan yang bersifat Bermusuhan dari spektrum EM sekaligus tindakan melindungi kebebasan bersifat ramah dalam spektrum tersebut.
Memperluas ketergantungan pada spektrum meningkat EM baik potensi dan tantangan EW dalam operasi informasi. Semua inti, pendukung, dan operasi informasi terkait kemampuan baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan EW

Manfaat Dari EW.    
Kegiatan EW utama telah dikembangkan dari waktu ke waktu untuk memanfaatkan peluang-peluang dan kerentanan yang melekat dalam hukum dari EM energi . Aktivitas yang digunakan dalam EW meliputi: elektro-optik, inframerah dan frekuensi radio penanggulangan; EM kompatibilitas dan penipuan, jamming komunikasi , jamming radar dan anti-jamming ; masking elektronik, penyelidik, pengintaian, dan kecerdasan; keamanan elektronik; EW pemrograman; kontrol emisi; manajemen spektrum; dan mode cadangan masa perang.

Radar Jamming System dari Darat ke Udara
Menyediakan bidang peperangan elektronik dengan kemampuan dukungan untuk melindungi target bernilai tinggi dan instalasi militer termasuk objek vital.Radar Jamming System dari Darat ke Udara terdiri dari stasiun bergerak(mobile) yang ditempatkan secara strategis di wilayah instalasi bernilai tinggi. Komplemen yang tepat dari jenis stasiun dan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan misi. Sebuah tindakan dukungan elektronik subsistem memberikan intersepsi awal dan pelacakan sistem radar sasaran dan perintah subsistem penanggulangan elektronik untuk melacak dan Jam sistem radar udara. Sistem dikonfigurasi untuk meminimalkan waktu aktivasi.
Sebuah stasiun pemeliharaan lapangan mobile memberikan dukungan kepada stasiun lain dan juga dapat bertindak sebagai simpul estafet dalam komunikasi jika skenario deployment membutuhkan.
Sistem ini menyediakan:
  • Pengawasan udara, akuisisi, dan analisis sistem radar udara
  • Penanggulangan elektronik diarahkan untuk menolak penggunaan yang efektif dari sistem-sistem radar
  • Radar Pelacakan integrasi dengan jaringan pertahanan udara
Pengunaan Pada Militer
Electronic Warfare mulai mengemuka di negara maju, pada saat Perang Dunia Kedua yakni sewaktu Kapal frigate Angkatan Laut Inggris menjadi korban misile Jerman, sehingga Wilston Churchill menyebutnya sebagai Wizard War. Saat ini pertempuran elektronika secara besar-besaran dilakukan oleh para engineer dan teknisian kedua belah pihak. Sehingga boleh dikatakan bahwa perang dunia kedua merupakan awal era penggunaan teknologi elektronika untuk kepentingan militer.
Perkembangan Electronic WarfareBerikutnya. Perang Timur Tengah 1973. Israel banyak mengalami kerugian akibat serangan Misile Mesir buatan Uni Soviet SA-6 yang dilengkapi dengan anti jamming. Radar-radar menggunakan berbagai jenis antene untuk memperoleh efektifitas pancaran, misalnya : antene Marconi S613, untuk memperoleh cakupan azimuth yang luas dan elevasi yang tepat. Radar APG 65 yang dipasang di moncong F-18 Hornet menggunakan antene yang kompak dan kecil.

Radar Militer
Salah satu, tugas pokok TNI Angkatan Udara adalah menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di udara yang dilaksanakan baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan unsur kekuatan lainnya.Berkaitan dengan tugas pokok tersebut diatas, maka penggelaran radar yang berfungsi sebagai "mata" dalam sistem pertahanan udara nasional ditujukan untuk dapat mendeteksi setiap ancaman yang datangnya dari wahana udara, baik berawak maupun tidak berawak. Hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Penerangan TNI Atgkatan Udara dan Komando Pertahanan Udara Nasional, diperoleh data bahwa belurn seluruhnya wilayah udara nasional dapat diliput oleh radar pertahanan udara maupun radar untuk kepentingan Air Traffic Control (ATC) yang terdiri dari 16 unit radar pertahanan udara dan 22 unit radar sipil.
Bila dicermati dari pola penggelaran baik radar hanud maupun radar sipil, maka akan terlihat adanya ketimpangan antara jumlah radar yang ada di wilayah Barat dan wilayah Timur Indonesia. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa pertimbangan antara lain: disatu sisi untuk mengantisipasi adanya kemungkinan menjalarnya faham ideologi komunis dari taut Cina selatan, sisi lainnya bahwa prediksi ancaman udara berasal dari negara-negara barat tanpa melintas samudera pasifik.
Oleh karena itu agar dapat mengawasi dan mengidentifikasi setiap bentuk ancaman kedaulatan NKRI dari segala arah khususnya melalui wahana udara, penulis beranggapan bahwa dengan mengkaji permasalahan sbb: peranan radar, jumlah radar yang dibutuhkan dan iokasi penempatannya serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pengawasan ruang udara, akan memberikan kontribusi yang sangat positif utamanya dalam rangka mengurangi maraknya penerbangan gelap yang memasuki wilayah udara nasional.
Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).
Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari milimeter hingga meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.

Phased Array
Dalam teori antena, phased array adalah sebuah array dari antena di mana relatif fase sinyal masing-masing antena bervariasi dalam sedemikian rupa sehingga pola radiasi efektif array diperkuat dalam arah yang diinginkan dan ditekan dalam arah yang tidak diinginkan.

Over-the-horizon radar
Over-the-horizon radar, atau OTH (kadang-kadang juga beyond the horizon, atau BTH), adalah merupakan sebuah jenis sistem radar dengan kemampuan untuk mendeteksi target pada jarak yang sangat panjang, biasanya sampai ribuan kilometer.

Radar pengawas bandar udara
Radar pengawas bandar udara atau airport surveillance radar (ASR) adalah sistem radar yang digunakan di bandara untuk mendeteksi dan menampilkan posisi pesawat di terminal area.

Aplikasi Radar Pada Militer
Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam operasi militer.Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (rudal Udara ke Udara) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat.Dalam pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut.penerapan radar diangkatan laut merupakan mata untuk mengawasi wilayah laut dan udara sehingga dapat  mengamankan wilayah NKRI termasuk pengamanan terhadap kapal,pangkalan.

Pada Penerbangan
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi bandara yang dituju. radar mempunyai kelebihan dalam komunikasi . radar yang sangat kuat dapat membantu pilot untuk melihat cuaca.Radar Pada pengunaan militer merupakan sesuatu yang harus di utamakan,kecangihan radar sangat menentukan keamanan wilayah udara suatu Negara,dengan kemampuan radar yang canggih militer dapat mengawasi dan mengidentifikasi bila terjadinya inviltrasi atau pelangaran wilayah kedaulatan di sebuah Negara dengan cepat tanpa melakukan tindakan pembiaran yang dapat merugikan.
Satuan radar yang meliputi radar titik, terminal, dan wilayah ditingkatkan jarak capainya sehingga seluruh wilayah Indonesia berada dalam cakupan efektif sistem radar yang digelar. Penambahan satuan radar baru diarahkan untuk digelar wilayah yang belum ada satuan radarnya serta wilayah-wilayah yang mempunyai nilai strategis. Satuan radar dikembangkan melalui interkoneksi dengan sistem satelit sehingga terwujud integrasi antara radar, pesawat, pengintaian, kapal, dan sistem roket yang dimiliki setiap angkatan.
Kemampuan radar militer pada setiap pangkalan seharusnya secara bertahap ditingkatkan guna mendukung operasional TNI AU dengan memproyeksikan pada Lanud (Pangkalan Udara) Induk. Pengembangan kemampuan Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) dilaksanakan secara bertahap menjadi empat Kosek (komando sektor) dengan memaksimalkan satuan-satuan radar yang berkemampuan tinggi serta satuan rudal dan satuan meriam. Pengembangan kemampuan penangkis serangan udara (PSU) dilaksanakan dalam rangka mewujudkan strategi penangkalan yang mampu memberikan perlindungan secara maksimal terhadap wilayah Indonesia dari serangan udara lawan.
Penerbangan merupakan sarana tranfortasi antar Negara maupun antar pulau dalam tingkat nasional yang sangat penting.akan tetepi penerbangan sipil dapat dijadikan sebuah alasan maupun cara untuk melakukan tindakan spionase udara oleh pesawat asing.berbagai pelanggaran telah terjadi dengan banyak motif yang memungkinkan terjadinya upaya penyusupan.
Dengan menimbang kemampuan radar dan nilai ekonomis alutsista jenis ini dapat di simpulkan jika penambahan alutsista jenis ini di wilayah NKRI akan meningkatkan pengamanan,pengamatan,peringatan terhadap wilayah udara Indonesia dari aksi pihak asing yang dapat menggangu dan mengancam keutuhan negara.pada pengawasan radar dapat dilakukan dengan mengkategorikan dalam cakupan jarak diteksi sebuah taget, dan memiliki kemampuan memerangi(jemmer) terhadap sebuah target.

Radar Dibalik Cakrawala.
Banyak Negara yang mengutamakan penggunaan Radar Jarak Jauh atau radar dengan kemampuan mendikteksi target di balik cakrawala, Radar dibalik cakrawala adalah jenis sistem radar dengan kemampuan untuk mendeteksi target pada jarak yang sangat panjang atau jauh, biasanya ratusan hingga ribuan kilometer. Beberapa sistem radar dibalik cakrawala dikerahkan mulai pada 1950-an dan 1960-an sebagai bagian dari system radar peringatan dini. radar seperti ini biasanya digunakan untuk mengawasi Negara yang dianggap membahayakan untuk keamanan nasional Negara tersebut,jenis radar jarak jauh ini dapat di tempatkan di wilayah darat dengan mempertimbangan datangnya arah ancaman. dengan cakupan yang luas dan kemajuan technology radar,pada saat ini over the horizon radar memiliki banyak keunggulan untuk melakukan pengawasan wahana udara bahkan sampai pada wilayah udara Negara lain sehingga dapat memberikan peringatan dini pada ancaman dengan memanfaatkan wahana udara.dengan luasnya wilayah udara yang dimiliki Indonesia seharusnya Pemerintah mulai mempertimbangkan pengunaan over the horizon radar yang dioperasikan Oleh TNI untuk pertahanan udara difensif sehingga kemampuan TNI dalam melakukan pengawasan udara akan semakin baik.
Tetapi harus diwaspadai jika pengawasan dan pengamatan dengan radar dibalik cakrawala oleh Negara lain dilakukan terhadap wilayah udara Indonesia,hal ini yang justru akan merugikan seluruh bangsa Indonesia termasuk TNI.dampak pengunaan jenis Radar ini terhadap Indonesia adalah Negara asing akan dengan mudah mengawasi wilayah udara dan mengamati setiap manuper dari pesawat militer TNI-AU,Pergerakan kapal TNI AL, Melihat aktifitas dan pengawasan oleh  Negara asing terhadap beberapa wilayah udara dan laut Indonesia.sebaiknya pemerintah terutama departemen Pertahanan dan TNI mulai mempertimbangkan pemilihan alutsista yang memiliki kemampuan teknology yang mampu memiliki penekanan,pencegahan, perlawanan dari aktifitas radar yang di arahkan kepada wilayah NKRI dengan tujuan merugikan.dengan membentuk satuan khusus pada tingkat lanud yang menangani Electronic Warfare.hal ini untuk menekan radar yang diarahkan oleh pihak asing sekaligus penyeimbang kawasan.
Pada kasus yang terbaru adalah Jindalee Operational Radar Network yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Australian pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2000.Radar ini dioperasikan oleh Satuan Radar Surveillance  dari Angkatan Udara Australia .
Jindalee Operational Radar Network (Jorn) adalah radar over-the-horizon (othr) jaringan yang dapat memantau pergerakan udara dan laut di 37.000 km 2.. Hal ini digunakan dalam pertahanan Australia dan juga dapat memantau operasi maritim, ketinggian gelombang dan arah angin. System Jorn dioperasikan oleh No. 1 Radar Surveillance Satuan RAAF (1RSU). Data dari situs Jorn dikirimkan ke Pusat Koordinasi Jorn di RAAF Basis Edinburgh di mana ia diteruskan ke instansi lain dan unit militer. Secara resmi sistem memungkinkan Angkatan Pertahanan Australia untuk mengamati semua aktivitas udara dan laut utara Australia untuk jarak 3000 km. Ini meliputi seluruh Jawa, Irian Jaya, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon, dan setengah melintasi Samudera Hindia. Sumber lain menyebut kisaran pada 4000 km dari garis pantai Australia, dan mencabai Singapura .
System Jorn sangat sensitif itu dapat melacak pesawat sekecil Cessna 172 lepas landas dan mendarat di Timor Timur 2600 km. Penelitian saat ini diantisipasi untuk meningkatkan ke sensitivitasanya. Hal ini juga dilaporkan mampu mendeteksi pesawat siluman, karena biasanya ini dirancang hanya untuk menghindari deteksi oleh radar microwave. Proyek DUNDEE  adalah sebuah proyek kerjasama dan penelitian yang dilakukan australia dengan pertahanan rudal Amerika, Jorn tersebut diduga memainkan peran dalam masa depan Badan Pertahanan Rudal inisiatif, mendeteksi dan melacak rudal yang meluncurkan di wilayah Asia.
Jindalee menggunakan 560 kW berbeda dengan radar yang dioperasikan Amerika Serikat 'OTH-B 1 MW, namun menawarkan berbagai kelebihan yang jauh lebih baik daripada sistem 1980 AS, karena jauh meningkat elektronik dan pemrosesan sinyal.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4d/JORS.svg/300px-JORS.svg.png
Cakupan Resmi Radar Autralia

Radar Jamming Dan Tipuan
Pengunaan radar jemming pada militer sebagai pertahanan defensive.Radar jamming dan Tipuan adalah emisi radio frekuensi sinyal yang disengaja untuk mengganggu pengoperasian radar dengan menjenuhkan penerima dengan noise atau informasi palsu.     Jamming adalah suatu istilah dimana terdapat gangguan yang mengakibatkan kemacetan pada saat penerimaan maupun pengiriman data.Penyebabnya di dalam penerimaan sinyal data biasanya adalah karena interferensi atau gangguan dari sinyal yang mempunyai frekuensi sama atau hampir sama,Akibatnya adalah kesulitan bagi sistem untuk mengetahui data yang kabur. Jamming radar merupakan salah satu pokok
komponen tempur elektronik (EC). Secara khusus, itu adalah serangan elektronik (EA)
komponen peperangan elektronik (EW). Jamming radar dirancang untuk melawan
sistem radar yang memainkan peran penting dalam mendukung pertahanan udara musuh sistem terintegrasi.
Tujuan utama Jemming dari gangguan radar adalah untuk menciptakan kebingungan dan menyangkal informasi penting untuk meniadakan efektivitas sistem radar musuh.kemampuan Jamming saat ini dapat  mengacaukan sinyal di suatu tempat. Dengan teknik ini sinyal bisa di-ground-kan, sehingga sinyal tidak bisa ditangkap sama sekali. Jamming akan lebih berbahaya apabila dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atau pihak yang ingin mengancam stabilitas Nasional, yang dengan aksinya menggakibatkan jaringan di suatu kota lumpuh.
   




Ada dua jenis gangguan pada radar: jamming Teknik dan Elektronik.

Jamming Mekanik
Jamming mekanik disebabkan oleh perangkat yang mencerminkan atau merefleksikan energi radar yang kembali diterima oleh radar untuk menghasilkan pengembalian sebuah target atau Sasaran palsu pada lingkup operator. Perangkat jamming mekanik termasuk sekam , reflektor sudut , dan umpan.
Jamming Elektronik
Jamming elektronik adalah bentuk Electronic Warfare dimana jammers memancarkan sinyal campur menuju radar musuh, memblokir penerima dengan sinyal energi sangat terkonsentrasi. Dua gaya teknik utama adalah teknik suara dan teknik repeater. Ketiga jenis gangguan kebisingan spot, sweep, dan rentetan.

Mempertimbangkan kemampuan pesawat yang di miliki oleh TNI AU saat ini yang menjadikan pesawat jenis sukhoi menjadi tulang punggung dalam pertahanan udara.pemilihan jenis AWACS seharusnya mendukung dan memaksimalkan alutsista yang telah dimiliki saat ini,sytem tersebut harus dapat terintergrasi dengan alutsista yang ada.Sebuah peringatan dini udara dan kontrol (AEW & C) sistem adalah radar system udara patroli yang dirancang untuk mendeteksi pesawat, kapal dan kendaraan pada jarak yang panjang dan melakukan kontrol dan komando ruang pertempuran dalam keterlibatan udara dengan mengarahkan serangan tempur dan pesawat serangan. AEW & C unit juga digunakan untuk melakukan pengawasan , termasuk lebih dari target darat dan sering melakukan C2BM (komando dan kontrol, manajemen pertempuran ) fungsi mirip dengan Pengawas Lalu Lintas Udara diberikan komando militer atas kekuatan lain. Ketika digunakan di ketinggian, radar pada pesawat memungkinkan operator untuk mendeteksi dan melacak target dan membedakan antara pesawat ramah dan bermusuhan jauh lebih  daripada kemampuan radar berbasis tanah yang sama. Seperti radar berbasis tanah alutsista ini dapat memakukan serangan dan perlindungan memalui technology Jammer,  tetapi karena mobilitasnya, pesawat AWACS jauh lebih rentan terhadap serangan balik dari pesawat lawan.
Pesawat AEW & C , ditambah platform radar yang sangat mobile dan kuat  digunakan untuk kedua operasi udara defensif dan ofensif, dan dengan kemampuan terintegrasi antara Angkatan Udara dengan markas Komando dan Informasi maupun Kapal Perang TNI AL. Sistem ini dapat digunakan dalam operasi ofensif untuk mendukung pesawat tempur menembakan rudal langsung ke lokasi target mereka, dan membela diri, mengarahkan serangan balik terhadap pasukan musuh, baik darat dan udara.
Hal ini adalah sebuah keuntungan jika setiap system dapat bekerja secara terintergrasi dan maksimal menjadi kekuatan pertahanan yang memiliki fungsi ganda,dengan nilai yang ekonomis.


Karakteristik Umum
AEW & C sistem modern dapat mendeteksi pesawat dari hingga 250 mil (400 km) jauhnya, baik di luar jangkauan kebanyakan rudal permukaan-ke-udara. Satu AEW & C pesawat terbang pada 30.000 kaki (9.100 m) dapat mencakup area seluas 120.460 mil persegi (312.000 km ). Tiga pesawat tersebut dalam tumpang tindih orbit dapat menutupi seluruh Eropa Tengah . AEW & C sistem berkomunikasi dengan pesawat atau kapal bersifat ramah termasuk pesawat sipil,dengan banyak keunggulan sehingga menyediakan data tentang ancaman dan target, membantu memperluas jangkauan sensor mereka dan membuat pesawat ofensif(pesawat tempur) lebih sulit untuk melacak, karena mereka tidak perlu lagi menjaga radar mereka sendiri aktif untuk mendeteksi ancaman.

Sejarah
Setelah mengembangkan peringatan dini sistem deteksi radar berbasis darat, Inggris kemudian mengembangkan satu set radar yang bisa dilakukan di pesawat terbang apa yang mereka sebut "Air Controlled Interception". Tujuannya adalah untuk menutupi North West pendekatan di mana pesawat jarak jauh Jerman Focke-Wulf Fw 200 Condor mengancam wilayah udara inggris. Sebuah Vickers Wellington bomber (serial R1629) dilengkapi dengan antena array yang berputar. Itu diuji coba untuk digunakan terhadap sasaran udara dan kemudian untuk kemungkinan penggunaan terhadap Jerman E perahu . radar lain dilengkapi Wellington dengan instalasi yang lain digunakan untuk mengarahkan Bristol Beaufighters menuju Heinkel Dia 111s , yang ber-launching V- 1 bom terbang .
Pada bulan Februari 1944 Angkatan Laut AS memerintahkan pengembangan sistem radar yang dapat terbang tinggi di aangkut oleh pesawat terbang di bawah Proyek Cadillac. Sebuah sistem prototipe dibangun dan diterbangkan pada bulan Agustus pada modifikasi TBM Avenger torpedo bomber . Tes terbukti berhasil, dengan sistem yang mampu mendeteksi formasi terbang rendah pada kisaran lebih dari 100 mil (160 km). Angkatan Laut AS kemudian memerintahkan produksi TBM-3W, pertama produksi pesawat AEW untuk masuk layanan. TBM-3W, Pantai Paradise dilengkapi dengan AN / APS-20 radar memasuki layanan Maret 1945, dengan beberapa 36-40 akhirnya sedang dibangun.
The Lockheed WV dan EC-121 , yang pertama kali terbang pada tahun 1949 disajikan secara luas dengan kedua Angkatan Udara AS dan Angkatan Laut AS dan menyediakan cakupan utama AEW untuk pasukan Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Hal itu untuk tetap beroperasi sampai diganti dengan E-3 AWACS, penggantinya dimaksudkan. Dikembangkan kasar secara paralel, balon udara N-kelas juga digunakan sebagai pesawat AEW, mengisi kesenjangan dalam cakupan radar untuk wilayah AS, daya tahan yang luar biasa mereka lebih dari 200 jam menjadi aset utama di dalam pesawat terbang AEW, meskipun lebih ringan operasi udara dihentikan pada tahun 1962 setelah pesawat mengalami kecelakaan.
Pada tahun 1958, Soviet Biro Desain Tupolev juga diperintahkan untuk merancang sebuah pesawat AEW. Setelah menentukan bahwa instrumentasi radar diproyeksikan tidak akan muat dalam Tupolev Tu-95 atau Tupolev Tu-116 , keputusan itu dibuat untuk menggunakan lebih luas Tupolev Tu-114 sebagai gantinya. Ini memecahkan masalah dengan pendinginan dan ruang operator yang ada dengan lebih sempit Tu-95 dan Tu-116 pesawat. Untuk memenuhi persyaratan jarak terbang, contoh produksi yang dilengkapi dengan probe pengisian bahan bakar udara-ke-udara. Sistem yang dihasilkan, yang Tupolev Tu-126 , mulai beroperasi pada 1965 dengan Angkatan Udara Soviet dan tetap dalam pelayanan sampai digantikan oleh Beriev A-50 pada tahun 1984.

Sistem saat ini
Banyak negara telah mengembangkan AEW & C sistem mereka sendiri, meskipun Boeing E-3 Sentry dan Northrop Grumman E-2 Hawkeye adalah sistem yang paling umum di seluruh dunia. E-3 Sentry dibangun oleh Boeing Pertahanan dan Antariksa Group (sekarang Boeing Defense, Space & Security ) dan didasarkan pada Boeing 707-320 pesawat. 65 E-3 dibangun dan dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, NATO, Royal Air Force Inggris, Prancis dan kontroversial , Arab Saudi. Yang dirancang khusus Grumman E-2 Hawkeye mulai beroperasi pada tahun 1965 dan telah dioperasikan oleh delapan negara yang berbeda. Lebih dari 168 telah diproduksi sejauh ini dan versi baru terus dikembangkan sehingga sistem AEW paling banyak digunakan. Untuk Angkatan Udara Bela Diri Jepang , teknologi E-3 telah dipasang ke dalam Boeing E-767 .
Setelah Perang Dunia 2, Inggris mengerahkan kemampuan AEW substansial dengan Amerika Douglas AD-4W Skyraiders , ditunjuk Skyraider AEW.1, yang pada gilirannya digantikan oleh Fairey Gannet AEW.3 , menggunakan sama AN / APS-20 radar. Dengan pensiun dari kapal induk konvensional, Gannet ditarik dan Royal Air Force (RAF) menginstal radar dari Gannets di Avro Shackleton MR.2 airframes, redesignated Shackleton AEW.2. Untuk mengganti Shackleton AEW.2, sebuah varian AEW dari Hawker Siddeley Nimrod , yang dikenal sebagai Nimrod AEW3 , diperintahkan pada tahun 1974. Namun, setelah pembangunan berlarut-larut dan bermasalah, ini dibatalkan pada tahun 1986, dan tujuh E-3Ds, ditunjuk Sentry AEW.1 dalam pelayanan RAF, yang dibeli sebagai gantinya.
Angkatan Udara Rusia saat ini menggunakan sekitar 15-20 Beriev A-50 dan A-50U "Shmel" dalam peran AEW. The "Mainstay" didasarkan pada Ilyushin Il-76 badan pesawat, dengan radome disk non-rotating besar di belakang pesawat. Ini menggantikan 12 Tupolev Tu-126 yang mengisi peran sebelumnya. The A-50 dan A-50U akhirnya akan digantikan oleh Beriev A-100 , yang menampilkan sebuah array AESA di radome dan didasarkan pada diperbarui Il-476.
Pada tahun 2003, Angkatan Udara India (IAF) dan Penelitian Pertahanan dan Pengembangan Organisasi (DRDO) memulai penelitian terhadap persyaratan untuk mengembangkan Peringatan Dini Airborne dan Kontrol (AEWAC) sistem. Angkatan Udara India mengoperasikan tiga EL / W 2090 sistem, yang pertama pertama kali tiba pada 25 Mei 2009. Angkatan udara juga menguji DRDO AEW & CS .
Angkatan Udara Australia , Republik Korea Air Force dan Angkatan Udara Turki menyebarkan Boeing 737 AEW & C pesawat. Berbeda dengan E-2 dan E-3, Boeing 737 AEW & C tidak menggunakan disk yang berputar radome (rotodome) tetapi memiliki sirip punggung besar.
Swedish Air Force menggunakan S 100B Argus sebagai platform AEW-nya. S 100B Argus didasarkan pada Saab 340 dengan Ericsson Erieye PS-890 radar.
The Hellenic Angkatan Udara , Angkatan Udara Brasil dan Meksiko Angkatan Udara menggunakan Embraer R-99 dengan Ericsson radar Erieye PS-890, seperti pada S 100B.
Pada awal tahun 2006, Angkatan Udara Pakistan memerintahkan enam Erieye AEW dilengkapi Saab 2000 dari Swedia. [18] Pada bulan Desember 2006, Angkatan Laut Pakistan meminta tiga kelebihan P-3 Orion pesawat yang akan dilengkapi dengan Hawkeye 2000 sistem AEW. [19] Cina dan Pakistan juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengembangan bersama AEW & C sistem
Israel telah mengembangkan IAI / Elta EL / M-2075 sistem Phalcon, yang menggunakan AESA ( aktif Array elektronik dipindai ) sebagai pengganti antena rotodome. Sistem ini adalah sistem yang pertama untuk masuk layanan. Asli Phalcon dipasang pada Boeing 707 dan dikembangkan untuk Angkatan Pertahanan Israel dan untuk ekspor.
The Royal Navy Sea King ASaC7 helikopter angkatan laut dioperasikan dari Invincible -class kapal induk . Penciptaan Sea King ASaC7, dan AEW.2 sebelumnya dan AEW.5 adalah konsekuensi dari pelajaran oleh Royal Navy selama 1982 Perang Falklands ketika kurangnya cakupan AEW untuk gugus tugas adalah cacat taktis yang besar, dan meninggalkan mereka rentan terhadap serangan tingkat rendah. The Angkatan Laut Spanyol field yang SH-3 Sea King dalam peran yang sama, dioperasikan dari LPH Juan Carlos I .
Rusia membangun Kamov Ka-31 dikerahkan oleh Angkatan Laut India di kapal induk INS Vikramaditya dan frigat Talwar -class dan akan ditempatkan pada kapal induk Vikrant kelas . pesawat ini dilengkapi dengan E-801M Oko (Eye) udara perang radar elektronik yang dapat melacak 20 target secara simultan, mendeteksi pesawat hingga 90 mil (150 km) jauhnya, dan permukaan kapal perang hingga 160 mil (250 km) jauh.
Dalam peranannya AWACS merupakan hal yang harus menjadi keutamaan dalam pengawasan udara bersipat difensif,kemampuan awacs sangat dibutuhkan untuk memantau wilayah udara NKRI yang luas,sehingga cakupan radar pesawat awacs yang begitu luas dengan mudah terbang dan melakukan pengawasan secara rutin,awacs dalam peranan peperangan electonik merupakan tulang punggung dari sebuah skuadron tempur dalam melakukan tugas operasi berbasis Ofensif yang menjadikan keunggulan dalam setiap peperangan dengan kekuatan asing.
pada saat ini Indonesia yang masih mengunakan pesawat tempur generasi ke empat  masih sangat membutuhkan kehadiran pesawat AWACS untuk mendapatkan informasi “Situation Awareness” (Kewaspadaan Situasi) di atas medan perang. Namun pada saat ini dengan kemajuan sensor pesawat generasi kelima seperti F-22 dan F-35 maka kebutuhan bantuan informasi tersebut sangat berkurang.kehadiran AWACS dalam suatu angkatan udara dapat membantu meningkatkan kewaspadaan, namun dalam situasi dimana sistem lawan juga bertambah canggih maka AWACS terkadang tidak bisa di operasikan karena terlalu berisiko.
Perbedaan antara bertempur dengan pesawat tempur generasi keempat dengan generasi kelima memang cukup signifikan. Perbedaan utama adalah pesawat tempur generasi keempat menggunakan sensor yang bermain pada spektrum RF yang berbeda. Penerbang harus berkomunikasi dengan kata (verbal) lewat radio untuk membangun gambaran tiga dimensi tentang situasi di depan pesawat. Selanjutnya penerbang membagi tanggung jawab pada ruang udara tertentu untuk menyaring lawan dan membagi tanggung jawab. Budaya kerja sama dan komunikasi di antara penerbang dan pengendali radar terbentuk disini.
Pesawat generasi keempat memiliki sensor radar warning receiver, jammer, komunikasi data, dan berbagai peralatan independen yang harus dikelola dengan baik dalam sebuah konsep sistem operasi yang membutuhkan kemampuan manajemen tempur penerbang.
       Dengan pesawat generasi kelima, penggunaan radar aktif (AESA) dan berbagai sistem independen tersebut memiliki kemampuan menggabungkan semua data situasi udara dalam layar glass cockpit yang mudah dibaca pilot.dalam Penerbangannya pesawat generasi kelima tidaklah terlalu sulit atau rumit dengan manajemen sistem pesawat yang canggih akan mempermudah pilot dalam pertempuran,
Sistem pesawat generasi kelima dilengkapi dan dapat membantu pilot dalam menyajikan data yang mudah digunakan.Pesawat generasi kelima akan menyajikan informasi lengkap tentang kawan dan lawan layaknya tayangan “battle manager” dalam pesawat AWACS dari semua sensor yang ada dalam pesawat, dari pesawat kawan, dari radar bawah, dari radar terbang, dari satelit, dari kapal angkatan laut, dari pasukan darat, dan dari UAV (pesawat nirawak). Penerbang bisa mengatur ritme operasi dengan data yang dibutuhkan sesuai kebutuhan operasi.untuk saat ini TNI AU telah memiliki Sukhoi dengan berbagai jenis berasal dari rusia,untuk memperkuat alutsista yang telah dimiliki tersebut dan memaksimalkan kinerja dari pesawat tempur yang dimiliki terutama jenis sukhoi.

Beriev A-50
Beriev A-50 adalah pesawat peringatan dini (AEW) pesawat berdasarkan Ilyushin Il-76 transport. Dikembangkan untuk menggantikan Tupolev Tu-126 "Moss" , A-50 pertama kali terbang pada tahun 1978. Ini mulai beroperasi pada tahun 1984, dengan sekitar 40 pesawat telah diproduksi.Beriev A-50 merupakan jenis pesawat Awecs yang dapat dioperasikan untuk dua fungsi sekaligus termasuk untuk mendukung dan memaksimalkan kinerja sukhoi TNI AU.
Personil misi kru 15-awak,radar surveillance dengan antena dalam rotordome over-pesawat, yang memiliki diameter 29 ft 9 in (9.00 m).A-50 dapat mengontrol hingga 10 pesawat tempur baik untuk serangan udara-ke-udara  atau serangan udara-ke-darat. The A-50 mampu terbang selama 4 jam pada 1000 km dari basisnya di berat lepas landas maksimum 190 ton.pesawat dapat mengisi bahan bakar oleh Il-78 tanker.
Radar "Vega-M" dirancang oleh MNIIP, Moskow, dan diproduksi oleh NPO Vega . "Vega-M" mampu melacak hingga 50 target secara simultan dalam waktu 230 kilometer. Target yang besar, seperti kapal permukaan, dapat dilacak pada jarak 400 km.
Setelah menyelesaikan Tes Negara oleh militer rusia, Beriev telah diserah terimakan untuk setelah dilakukan upgrade ke Angkatan Udara Rusia . Pesawat, '47 Merah '/ RF-92957 diserahkan di fasilitas Beriev di Taganrog pada tanggal 31 Oktober dilakukan pada 2011. Pengembangan bekerja pada A-50U dimulai beberapa tahun 2007 dan Tes Negara dimulai pada tanggal 10 September 2008,Unsur utama dari modernisasi melibatkan penggantian peralatan analog yang telah menua dengan yang baru, digital avionik suite yang dipasok oleh Rusia Vega Radio Engineering Corporation JSC. Perbaikan penting termasuk proses lebih cepat dalam memproses data, pelacakan sinyal, dan deteksi target yang lebih ditingkatkan. Sisanya pasilitas untuk awak pesawat, toilet dan dapur fasilitas juga termasuk dalam upgrade.
Upgrade ini membentuk dasar dari konsep untuk Beriev A-100 AEW & C.Configuration akan mirip dengan A-50U, tetapi dengan Vega Premier baru aktif elektronik yang dipindai radar array .

Pertahanan Udara Ofensif
Pesawat Pencegat & Superioritas Udara
Pesawat pencegat adalah jenis pesawat tempur yang dirancang khusus untuk mencegat dan menghancurkan pesawat terbang asing yang melanggar wilayah dan yang bersifat melakukan permusuhan, terutama pesawat pengebom, yang biasanya mengandalkan kecepatan tinggi. Pesawat jenis ini dibuat pada permulaan Perang Dunia II sampai penghujung dasawarsa 1960-an, ketika pesawat pencegat menjadi tidak lagi penting karena bergesernya peran pengeboman strategis ke peluru kendali balistik antar benua.
Terdapat dua jenis pesawat pencegat, yang menekankan pada perbedaan aspek kinerja masing-masing. Pesawat pencegat pertahanan titik adalah jenis pertama, dirancang untuk lepas landas dan mendaki secepat mungkin untuk menyerang pesawat yang terbang di ketinggian. Ini adalah kebutuhan pada saat daya cakup radar masih relatif sempit, yang berarti pihak bertahan memiliki waktu peringatan yang sangat singkat sebelum mampu menandingi musuh. Pesawat pencegat pertahanan wilayah adalah rancangan yang lebih besar yang ditujukan untuk melindungi wilayah yang lebih luas dari serangan musuh. Pesawat jenis ini hanya penting ketika terjadinya Perang Dingin, ketika Amerika Serikat dan Uni Soviet,dimana kedua Negara tersebut merasa perlu untuk mengadakan pertahanan di masing-masing wilayahnya yang begitu luas.
Jenis pesawat terbang ini mengorbankan kinerja peran pesawat tempur superioritas udara ,yaitu, kemampuan manuper dan memerangi pesawat tempur musuh,dengan lebih menitikberatkan kinerjanya pada kecepatan mendaki maupun kecepatan tinggi. Hasilnya adalah pesawat pencegat seringkali terlihat begitu mengesankan di atas kertas, biasanya bergerak lebih cepat, mendaki lebih cepat, dan melepaskan tembakan lebih cepat, sebuah rancangan pesawat tempur yang tidak begitu dikhususkan untuk pertempuran jarak dekat. Kelemahan pesawat pencegat adalah kurang lincah bergerak atau bermanufer ketika berhadapan dengan pesawat surerioritas udara.
Pada dasawarsa 1970-an, penggunaan pesawat pencegat semakin berkurang karena perannya mulai dapat digantikan oleh peran pesawat tempur superioritas udara kelas berat, yang kian mendominasi pemikiran militer pada zaman itu. Terlebih lagi, dapat dijadikan alasan bahwa perubahan ancaman yang lebih besar pada zaman itu  persenjataan nuklir yang dapat diangkut oleh pesawat pengebom kian berkembang menjadi beraneka macam sistem peluru kendali meninggalkan pesawat tempur model pencegat tanpa sasaran utamanya. Kini misi pencegatan pada umumnya diserahkan kepada pesawat tempur "barisan utama"; misalnya, Angkatan Udara Amerika Serikat mengandalkan pertahanannya pada pesawat tempur F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon.
Tetapi perkecualian berlaku bagi Uni Soviet, yang masih memelihara sejumlah pesawat pencegat untuk dapat menjaga daya cakup wilayahnya yang teramat luas dan pesisir pantainya yang jarang berpenghuni, dan mungkin juga sebagai contoh lain adalah Britania Raya, yang memperkenalkan armada Panavia Tornado yang dimodifikasi pada dasawarsa 1980-an dan tetap menggunakannya sambil menunggu diluncurkannya Eurofighter Typhoon pada tahun 2005. Eurofighter Typhoon kini menggantikan peran pesawat pencegat, sedangkan Tornado kini digunakan sebagai pesawat tempur superioritas udara dan juga sebagai penyerang.

Pertahanan Titik
Mikoyan-Gurevich MiG-25 adalah pesawat pencegat asal Rusia yang menjadi andalan pertahanan udara Uni Soviet yang kini menjadi andalan angkatan udara rusia.
Pesawat pencegat pertahanan titik, biasanya berasal dari Eropa, dirancang untuk mempertahankan sasaran khusus. Mereka dirancang untuk dapat lepas landas dan mendaki secepat mungkin, menghancurkan segala ancaman yang datang, dan segera mendarat lagi. Contoh yang cukup ekstrem dari pesawat pencegat pertahanan titik adalah Bachem Ba 349 yang dilengkapi oleh roket.
Pada permulaan Perang Dunia II, sebagian besar pesawat tempur bermesin tunggal adalah "bertungkai pendek", dengan daya muat bahan bakar terbatas. Mereka tidak secara khusus dirancang sebagai pesawat pencegat, tetapi peran pengawal pesawat pengebom dengan jarak jelajah-jauh belumlah terbayangkan. Ini terbukti menjadi masalah yang kritis bagi pesawat tempur bermesin tunggal milik Jerman (pada intinya, hanya satu macam pesawat pada zaman itu, yakni Messerschmitt Bf 109), pada Pertempuran Britania, yang mampu mengawal pesawat pengebom melintasi Selat Inggris, tetapi bahan bakarnya hanya cukup untuk beberapa menit pertempuran.Pada tahap ini, keterbatasan yang sama dari pesawat tempur bermesin tunggal asal Inggris adalah kemampuannya yang kurang mumpuni untuk mempertahankan Angkatan Udara Britania Raya.
Ketika Komando Pengebom Angkatan Udara Britania Raya memulakan kampanye pengebomannya di Jerman, sebagian besar misi ini dilakukan pada malam hari, tidak dikawal, atau didukung oleh pesawat tempur malam bermesin dua yang berukuran lebih besar dan berdaya jelajah luas. Tetapi ketika peperangan semakin meluas, Komando Pengebom menambah jumlah misinya di siang hari. Supermarine Spitfire, dirancang beberapa tahun sebelum perang terjadi, diadaptasi untuk menjalani peran lain – mesin yang lebih lawas dipasang-kembali pada skuadron tempur-pengebom, sedangkan yang lebih baru dikembangkan menjadi pesawat pencegat. Kemudian, Spitfire yang bermesinkan Griffon utamanya dipelihara di Inggris untuk melawan V-1 dan serangan pengeboman oleh pesawat pengebom asal Jerman. Pesawat yang lebih baru, seperti Hawker Tempest, dan P-51 Mustang dibeli di bawah persyaratan Pinjam-Sewa, akan mengisi kesenjangan pesawat tempur konvensional dan berjelajah panjang.
Bangsa Jerman segera saja kehilangan kemampuan untuk memprojekkan kekuatan udara mereka di atas wilayah musuh, akibatnya tidak lagi diperlukan persyaratan yang lebih banyak untuk pesawat tempur pengawal berjelajah panjang. Mereka diharuskan untuk tetap menggunakan Bf 109 selama peperangan, kendati pesawat itu dan pesawat yang lebih baru dikembangkan sebagai pesawat tempur pengebom, keperluan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) yang paling mendesak adalah pesawat pencegat, karena angkatan udara Amerika dan Persemakmuran menggempur Jerman pada siang dan malam. Seiring dengan bertambahnya upaya pengeboman, terutama pada permulaan tahun 1944, Luftwaffe berupaya memperkenalkan sejumlah pesawat berkinerja tinggi seperti Messerschmitt Me 163 Komet dan bahkan pesawat yang aneh seperti Bachem Ba 349 Natter untuk berperan sebagai pesawat tempur pencegat berjelajah sangat pendek. Pada umumnya, pesawa-pesawat ini terbukti sulit dioperasikan, dan menghasilkan dampak getar yang relatif kecil pada upaya pengeboman.
Pada masa Perang Dingin, pesawat pengebom diharapkan mampu terbang menyerang lebih tinggi dan lebih cepat (mendekati supersonik). Ini memicu perancangan pesawat tempur yang menekankan aspek percepatan dan daya jelajah, seperti Saunders-Roe SR.53 (bersumberdaya campuran (jet/roket), atau Convair XF-92, atau uji coba Soviet dengan ketapel untuk meluncurkan Mikoyan-Gurevich MiG-19, kendati tidak ada satupun darinya yang diketahui berguna secara praktis. Perbaikan mesin jet telah membuat daya bantu roket mengalami penggandaan, dan sederet pesawat baru yang dilibatkan adalah bersumberdaya jet murni, di antaranya Mikoyan-Gurevich MiG-21, English Electric Lightning, dan F-104 Starfighter. Kelas pesawat terbang ini kini sudah tidak digunakan dan priorita pada perbaikan daya mesin yang dibuat bahkan cocok dan praktis untuk pesawat kecil, untuk peran apapun, dan pesawat yang dapat digolongkan ke dalam kelas ini pada umumnya adalah pesat multiperan dan sering digunakan untuk tujuan penyerangan.

Pertahanan Wilayah
Pesawat pencegat pertahanan wilayah, biasanya berasal dari Amerika Utara atau Uni Soviet, dirancang untuk mempertahankan wilayah atau teritorial yang luas dari serangan musuh. Pesawat ini difokuskan untuk mampu berjelajah panjang, mampu mengangkut peluru kendali, dan memiliki radar bermutu bagus, lebih dari sekadar kemampuan percepatan dan kecepatan mendaki. Mereka biasanya mengangkut peluru kendali udara ke udara berjelajah panjang atau berjelajah sedang, dan seringkali tidak berkemampuan mengangkut bom.
Di Uni Soviet pada zaman Perang Dingin, sebuah pelayanan militer semesta, tidak hanya kekuatan angkatan udara yang telah ada, dirancang untuk digunakan oleh mereka. Pesawat-pesawat Angkatan Pertahanan Udara Soviet adalah berbeda jika dibandingkan dengan milik Angkatan Udara Uni Soviet di mana mereka dirancang untuk hanya mampu mendarat di atas lapangan terbang; mereka tidak mampu lepas landas dari lapangan rumput, hanya jalan beton, mereka tidak mampu diderek sepanjang ratusan kilometer dari lapangan terbang ke lapangan terbang lainnya oleh traktor melintasi medan terbuka; mereka tidak dapat dibongkar dan dikapalkan kembali ke tempat perakitannya untuk proses perawatan di dalam gerbong barang; mereka besar dan diperlengkapi oleh radar yang bagus. Sama halnya, mereka tidak diberi latihan yang sama dalam manuver tempur, tetapi dimaksudkan untuk membidik sasaran berbantuan gelombang radio. Hingga dasawarsa 1980-an, mereka hanya diperlengkapi oleh peluru-peluru kendali berjelajah jauh dan sedang, tidak sesuai untuk tujuan tempur berhadapan langsung atau menghancurkan sasaran yang sedang bermanuver. Pesawat pencegat tingkat dasar adalah Sukhoi Su-9, ke mudian Sukhoi Su-15, dan MiG-25. Pesawat pencegat yang paling baru dan paling berkemampuan adalah MiG-31. Tupolev Tu-28 asal Soviet adalah pesawat tempur terberat yang pernah dioperasikan.
Angkatan Udara Amerika Serikat memelihara Komando Pertahanan Udara (ADC) untuk beberapa waktu, utamanya terdiri dari pesawat-pesawat pencegat. Banyak pesawat pasca-perang memiliki kinerja terbatas, misalnya F-86 Sabre dan F-89 Scorpion. Di penghujung dasawarsa 1940-an ADC memulakan projek untuk membuat pesawat pencegat yang lebih berkemampuan, projek itu dinamakan 1954 interceptor, yang kelak menghasilkan F-106 Delta Dart setelah proses pengembangan yang cukup lama. Upaya penggantian dipelajari sepanjang dasawarsa 1960-an, tetapi tidak menghasilkan apapun karena Uni Soviet mengalihkan strateginya ke ICBM. F-106 menghakhiri masa tugasnya sebagai pesawat pencegat milik Angkatan Udara Amerika Serikat hingga dasawarsa 1980-an, ketika kinerja pesawat multiguna seperti F-15 Eagle menjadikan kekhususan tugas suatu pesawat kembali diperdebatkan.

Pesawat Superioritas Udara
pada saat ini pengunaan pesawat pencegat mampu digantikan oleh pesawat superioritas udara yang dilengkapi dengan rudal yang memiliki jangkauan yang jauh dan kecepatan yang tinggi dalam menghancurkan target,jenis rudal seperti ini harus memiliki keunggulan dan presisi yang tinggi dengan jarak tangkal dan hancur hingga 400 km,dengan mengkobinasikan Pesawat tempur jenis ini yang memiliki keunggulan dan tugas ganda dengan dukungan pesawat AWACS dalam tugas operasi bersifat ofensif membuat kemampuan pesawat menjadi maksimal dalam pengawanan wilayah suatu Negara.pertimbangan keungulan technology pesawat dan nilai ekonomis seharusnya di utamakan agar setiap pembelian alutsista akan maksimal dengan melengkapi alutsista yang telah ada seperti 16 sukhoi yang telah dimiliki oleh TNI AU.sebuah pesawat superioritas udara yang memiliki keungulan dalam technology,daya gentar dan ekonomis termasuk memiliki daya tangkal yang tinggi adalah pesawat SU 35 dari rusia,pesawat yang dapat dilengkapi rudal udara ke udara jarak jauh untuk mendukung dalam pertahnan ofensif dengan wilayah udara yang luas.
Pertahanan udara Ofensif memiliki tanggung jawab yang besar harus didukung dengan alutsista yang baik dan system persenjataan yang canggih.hal ini memang membutuhkan anggaran yang besar akan tetapi letak Indonesia yang begitu luas dan dengan banyaknya jenis ancaman yang datang.
Pesawat tempur superioritas udara adalah tipe pesawat tempur yang dirancang untuk memasuki dan mengontrol langit lawan, atau keadaan untuk dominasi penuh kekuatan udara salah satu pihak terhadap pihak lawan dalam sebuah kampanye militer dengan tujuan mencapai superioritas udara.Tingkat dominasi udara oleh angkatan udara suatu pihak dimana pihak tersebut dapat melakukan operasi darat, laut, dan udara pada waktu apapun tanpa dapat dicegah oleh pihak lawan". Dalam bidang militer, istilah ini berbeda dengan supremasi udara.Superioritas udara dapat dicapai dengan menghancurkan atau melumpuhkan semua pesawat udara lawan, baik dengan menghancurkan pesawat lawan di udara, atau dengan menghancurkan landasan dan pangkalan udara agar pesawat lawan tidak dapat mengudara.
Keberadaan jenis pesawat ini menjadi ukuran sebuah kekutan dari angkatan udara suatu Negara sehingga untuk memberikan daya tangkal dan pencegahan efektif.

Sukhoi Su 35
Versi terbaru dari pesawat superioritas udara  adalah dari rusia,Sukhoi Su-35, Su-35BM (Bolshaya modernizatsiya - modernisasi besar), adalah kemampuan multirole pesawat tempur superioritas udara canggih yang dikembangkan dari tipe Su-27. Pesawat ini memiliki kemampuan manuver yang tinggi (+ 9g) dengan serangan sudut tinggi, dan dilengkapi dengan sistem senjata kemampuan tinggi yang berkontribusi terhadap kemampuan dogfighting yang luar biasa pesawat baru. Kecepatan tingkat maksimum adalah 2,390km / jam atau Mach 2.25. Su-35 memperlihatkan manuver pada badan pesawat maupun mesin. Menurut Direktur NPO Saturn, Yevgeny Marchukov, mesin Su-35 dibangun berdasarkan mesin AL-31F yang digunakan Su-27, namun memikili daya dorong lebih besar menjadi 14,5 ton, dibandingkan 12,5 ton mesin SU-27,ditambah lagi lebih irit konsumsi bbm.
Su-35BM ini diresmikan di pameran udara MAKS Aerosalon di Moskow pada bulan Agustus 2007 dan penerbangan pertama pada bulan Februari 2008. SU-35BM masuk ke produksi serial sebagai Su-35S untuk Angkatan Udara Rusia pada tahun 2010.
Pesawat ini dikembangkan, diuji dan dimasukkan ke dalam produksi serial oleh Biro Desain Sukhoi, yang berbasis di Moskow, dan diproduksi oleh KNAPPO dari Komsomolsk-on-Amur. Kedua perusahaan adalah bagian dari Sukhoi Aviation Induk Perusahaan Gabungan
.Angkatan Udara Rusia memutuskan membeli 48 Sukhoi Su-35S jet dengan kontak pada bulan Agustus 2009 dengan pengiriman dijadwalkan untuk berjalan sampai 2015. Sukhoi mulai memproduksi komponen yang diperlukan untuk perakitan pesawat pada bulan November 2009. Sebuah sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan subsistem onboard dan array bertahap baru Sistem radar dengan jarak sasaran udara deteksi telah dipasang di pesawat, yang saat ini sedang menjalani pengujian awal.
Kokpit memiliki kolom kontrol pusat dan dilengkapi dengan Zvesda K-36D-3.5E nol-nol kursi ejeksi yang memungkinkan pilot untuk mengeluarkan nol kecepatan dan ketinggian nol."Diameter badan pesawat di bagian depantelah ditingkatkan untuk mengakomodasi antena lebih dengan diameter besar 900mm (radar Irbis-E.")
Su-35 memiliki cockpit generasi 5G yang telah menghilangkan peralatan analog. Tidak seperti Su-27, jet tempur baru ini memiliki dua layar LCD besar yang menampilkan data yang dibutuhkan yang ditampilkan dalam mode picture in picture (multi layer). Mirip dengan game flight simulator, sang pilot dapat memilih tampilan mode 3-D untuk melihat relief bumi maupun lokasi dari sasaran. Sebagian informasi juga bisa dikirimkan ke helm pilot.
Pesawat ini memiliki quadruplex, digital fly-by-wire kontrol yang dikembangkan oleh Moskow Penelitian dan Kompleks Produksi Avionika JSC (MNPK Avionika).Kokpit dilengkapi dengan dua 230mmx305mm resolusi tinggi LKM-35 liquid crystal display dengan panel kontrol multifungsi dan kepala IKSh-1M up display dengan lebar 20 ° x30 ° bidang pandang.Pilot memiliki dua VHF / UHF dienkripsi sistem komunikasi radio dan sistem jam-resistant data link militer antara pesawat dalam satu skuadron termasuk antara pesawat dan kontrol pada daratan. Sistem navigasi didasarkan pada tampilan peta digital dengan sistem navigasi inersia strapdown dan global positioning system.Su-35 telah ditingkatkan untuk mengakomodasi lebih besar antena 900mm-diameter radar Irbis-E.
Su-35 juga dilengkapi tampilan radar advance yang didisain untuk T-50 PAK FA.pada saat ini Hanya jet tempur F-22 Raptor AS yang dilengkapi sistem radar sejenis(setingkat). Radar Su-35 mendeteksi berbagai target dari jarak ratusan kilometer, mampu menjejak 30 target dan menembakkan rudal ke 10 sasaran tersebut dengan hanya memencet satu (kali) tombol.
Dengan bahan pesawat Kekuatan tekanan dan panas tinggi dan material komposit telah digunakan untuk non-struktural seperti kubah, roda hidung, pintu dan terdepan flaps. Beberapa struktur pesawat yang dari serat karbon dan aluminium paduan lithium.
Su-35 merupakan jet tempur pertama yang menggunakan sistem navigasi SINS yang tidak dimiliki jet tempur lainnya. Sistem tersebut mengumpulkan dan menganalisa informasi penerbangan dan membantu pilot untuk membawa kembali pesawat tersebut ke pangkalannya. System SINS ini menggabungkan receiver GPS dan GlONASS namun bisa juga bekerja sendiri-sendiri.Media barat menyebut demonstrasi Su-35s di Paris Air Show merupakan puncak dari ajang pameran dirgantara dunia itu. Perdebatan-perdebatan yang muncul di media menyimpulkan mesin perang Rusia yang baru dengan berbagai manuver akrobatiknya, menunjukkan tidak ada pesawat lain yang mampu menyamai performa Su-35s. Kepala Air Combat Commad Amerika Serikat, Jenderal Hal Hornburg mengatakan pesawat Rusia itu telah membuktikan lebih baik dalam manuver dan pendeteksian, sehingga memiliki kemampuan untuk menghantam sasaran lebih dulu. Kondisi ini menjadi “a wake-up call” bagi U.S. Air Force. “Kita mungkin tidak bisa lagi terdepan dalam teknologi penerbangan militer seperti yang kita bayangkan. SU-30MKI lebih baik dari F-15C yang merupakan tulang punggung Angkatan Udara AS. Di masa yang akan datang pesawat Rusia akan menghadirkan ancaman bagi air superiority AS”, ujar Hornburg, seperti yang dikutip USA Today.

Kapasitas Senjata
Pesawat ini memiliki 12 tempat (cantelan )untuk mengankut rudal maupun bom.
Setiap sayap memiliki empat centelan - satu di ujung sayap dan tiga di bawah sayap stasiun. Ada dua cantelan di bagian bawah badan pesawat pada garis tengah dan satu di bawah masing-masing mesin.

Jenis Rudal
Su 35 dapat menggunakan banyak tipe persenjataan seperti rudal Udara-ke-udara Vympel R-27 (NATO penunjukan AA-10 Alamo), yang Vympel radar jarak menengah R-77 (AA-12 Adder) dan Vympel jarak pendek inframerah yang dapat dipandu R-73E (AA-11 Archer). "Su-35 multirole tempur dapat dipersenjatai dengan berbagai bom dipandu(bom pintar)." Maupun Rudal Udara-ke-permukaan termasuk Molniya Kh-29 (AS-14 Kedge) rudal taktis, Kh-31p (AS-17 Krypton) rudal anti-radiasi dan  jarak jauh Kh-58UShE (AS-11 keteraturan ) rudal anti-radiasi. Su-35 rudal anti-kapal antara lain Kh-31A, jarak jauh Kh-59MK (AS-18 Kazoo), rudal Yakhont NPO Mashinostroenia.

Persenjataan
Su-35 dapat dipersenjatai dengan berbagai bom dipandu, termasuk TV-dipandu bom KAB-500KR, KAB-500S-E bom dipandu satelit, LGB-250 bom dipandu laser, Kab-1500Kr bom TV yang dipandu dan KAB-1500LG dipandu laser bom.Pesawat ini juga dapat dipersenjatai dengan 80mm, 122mm, 266mm dan 420mm roket.

Senjata Mesin
Su 35 dipasang Gryazev-Shipunov 30mm GSH-30-1 Senapan Mesin Berat pada akar sayap kanan dengan 150 butir amunisi.

Sensor
The X-band multimode bertahap array Irbis-E radar disediakan oleh Tikhomirov Ilmiah-Lembaga Penelitian Instrumen Desain (NIIP), yang berbasis di Zhukovsky. Irbis-E adalah radar-kinerja tinggi yang dirancang untuk pesawat Su-35.
The 900mm pasif bertahap array antena dipasang pada aktuator hidrolik untuk kemudi mekanik. Kemudi elektronik menyediakan cakupan azimut dan elevasi 60 °. Dengan kedua scanning mekanik dan elektronik cakupan adalah 120 °.
Radar dapat mendeteksi pesawat rendah diamati dan siluman, kendaraan udara tak berawak dan rudal dengan bagian radar cross dari 0.01m² pada rentang untuk 90km. Mode radar termasuk udara-ke-udara, udara-ke-darat, udara-ke-laut, pemetaan, balok Doppler dan mode aperture radar sintetik. Hal ini dapat mendeteksi dan melacak hingga 30 target udara dengan bagian radar cross (RCS) dari 3m² pada jarak 400 km dengan menggunakan modus track-while-scan.

Pencarian dan Melacak Sasaran
Pencarian dan melacak sistem inframerah, OLS-35 IRST, termasuk sensor inframerah, pengintai laser, Target designator dan kamera televisi. Keakuratan pengintai laser adalah CEP 5m (probabilitas kesalahan melingkar), dengan jangkauan maksimum 20km terhadap sasaran udara dan 30km terhadap target darat. OLS-35 adalah sistem kinerja tinggi dengan ± 90 ° azimut dan + 60 ° / -15 ° cakupan elevasi.
"Pesawat ini didukung oleh dua Sturn / UFA AL-31F 117 mesin turbofan."
Sistem rentang akuisisi terhadap target non-afterburning adalah 50km ke depan dan ke belakang 90km. Su-35 juga dapat dilengkapi dengan UOMZ Sapsan menargetkan laser penunjukan pod.

Su-35 penanggulangan EW
Pesawat ini memiliki keunggulan seperti penanggulangan eletronic warfare,Peperangan elektronik suite pada pesawat mencakup sistem radar peringatan, radar jammer, sistem jamming radar koperasi, pendekatan rudal warner, Laser pemberi peringatan,sekam atau umpan dan dispenser suar.

Mesin
Pesawat ini didukung oleh dua Sturn / UFA AL-31F 117 mesin turbofan dengan daya dorong-vectoring control nozzle, masing-masing memasok 86.3kN dorong atau 142.2kN dengan afterburn. Mesin tersebut dikembangkan bersama oleh Sukhoi, Saturnus dan UMPO. "Pesawat ini dapat terbang pada kecepatan maksimum 2,390km / jam."
Kapasitas bahan bakar total 14,350l. Dalam rangka meningkatkan jangkauan unrefuelled dan daya tahan dibandingkan dengan model sebelumnya Su-35 menggabungkan tailfin dan sirip- untuk tambahan tank bahan bakar. Tangki bahan bakar dibuat dengan konstruksi aluminium lithium dan terletak di sayap, fuselage dan di tailfins kembar persegi tip. Kisaran unrefuelled pada bahan bakar internal adalah 1,580km.
Untuk dalam penerbangan pengisian bahan bakar pesawat ini dilengkapi dengan probe pengisian bahan bakar di sisi kiri hidung. Dua tangki bahan bakar eksternal, jenis PTB-2000, memberikan 4,000l tambahan bahan bakar. Rentang jelajah dengan dua tangki eksternal 4,500km.

Prestasi
Pesawat ini dapat terbang pada kecepatan maksimum 2,390km / jam jam atau Mach 2.25 dan manuver + 9g.pada jarak jelajah Normal 3,600km dan jelajah 4,200km. Ketinggian maksimum adalah 18.000. Su-35 memiliki berat sekitar 18,400kg dan maksimum berat lepas landas adalah 34,500kg.Su-35 memiliki sudut tinggi serangan yang memberikan kontribusi untuk kemampuan dogfighting yang luar biasa pesawat.Su-35BM ini didukung oleh dua AL-31F 117 mesin turbofan dengan daya dorong-vectoring control nozzle, masing-masing memasok 86.3kN dorong atau 142.2kN dengan afterburn.

Pertahanan Udara Dan Anti Rudal Balistik
Alutsista yang dapat mendukung dalam Pertahanan Dan Anti rudal Balistik harus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghancurkan target bergerak diudara dengan berbagai jenis.parameter dapat di buat untuk menyusun kekuatan alutsista yang dibutuhkan oleh TNI dalam menjaga wilayah udara Indonesia.penyusunan jens rudal dan jenis system alutsista dapat membuat parameter rudal yang akan di akuisisi oleh TNI.

Parameter Rudal Pertahanan Udara
Jenis Rudal
System
Kecepatan
Ketinggian
Rentang [km]
Kecepatan Target
40N6E
S-400
12 mach
40-185 km
400

48N6E3 / DM
S-400
-
40 km (kurang)
250

9M96E2
S-400
900 - 1.000 [m / s]
5 m -30 km
120

9M96E


20 km
40

9M317M/A
Buk Sytem
3 Mach

50

9M317ME
Buk Sytem
4,5 Mach

2,5-32

57E6
Pantsir S1
1.300 m [m / s]
15km
20 km


Daftar Pustaka